Thursday 2 January 2014

best thing that ever come in my life

Lama banget ga menulis disini. Tahun kemarin gw aga males2 nulis gitu, entah di tahun baru ini gw akan mulai rajin nulis apa malahan semakin males ya. Hehehe.. Tulisan gw hari ini akan menjadi tulisan yang serius, oleh karena itu gw akan menggunakan kata-kata baku. Siap-siap terpesona.. *apasih*

Tahun 2013 memberikanku banyak sekali hal-hal yang berbeda dari tahun sebelumnya. Aku belajar banyak, tapi kejadian yang terbesar adalah aku mengalami 2 hal terbesar dalam kehidupan di tahun lalu, pernikahan dan kematian.

2013 memberikanku kesadaran akan tibalah saatnya dimana kami (orang dengan umur sepantaran denganku) sudah cukup dewasa untuk membenah rumah tangga. Temanku menikah di akhir tahun ini. Sungguh kejutan yang menyenangkan. Tapi mungkin aku tidak menikah dalam jangka waktu dekat ini. Hahaha..

2013 tidak hanya memberikan sesuatu yang indah, tapi juga menyakitkan. Pada malam natal Bapa memanggil satu orang terbaik, terhebat, sahabat yang pernah kutemui dan miliki, Rico Johari. Aku tidak mengingat apakah aku pernah membahas tentangnya, karena ia ada begitu saja. Sampai menurutku, aku tidak perlu menulis namanya lagi karena memang dia selalu ada untukku. 

Aku tidak pernah berpikir tentang kematian. Menurutku kematian identik dengan orang-orang yang telah berumur dan orang yang memiliki penyakit. Sedikitpun tidak pernah terbersit dalam pikiranku apa yang terjadi apabila temanku, apalagi teman baikku meninggal. Kami (aku dan Rico) berdiskusi tentang banyak hal. Kuliah, pertemanan, asmara, karir, masa depan, bahkan pernikahan. Kami bertanya-tanya siapa kira-kira teman kami yang akan menikah duluan, sayangnya kami tidak pernah berpikir siapa yang akan meninggalkan kami terlebih dahulu. 

Ia adalah salah satu hal terindah yang pernah hadir dalam hidupku. Ia mengajariku banyak sekali hal-hal yang tidak kupikirkan sebelumnya. Ia mengenalkanku kepada dunia baru yang lebih indah, membuatku menjadi seseorang yang lebih baik dan pemberani. Tidak pernah sedikitpun aku berpikir ia akan meninggalkanku secepat ini, semudah ini, yah Bapa.. 

Lelucon, suara nyanyian, tawanya semuanya masih melekat jelas sekali.. Obrolan yang kami lakukan hampir setiap hari.. Kebersamaan yang kami lewati.. Aku benar-benar tidak percaya. Bahkan setelah aku melihat tubuhnya terbaring tak bernafas malam natal lalu. Wajahnya masih seperti biasa, hanya saja bibir dan lehernya yang mulai menghitam. Apa yang terjadi, Bapa? Bahkan ia masih memanggilku sehari sebelum pergi, walau kami tidak berbicara banyak.. Seandainya Kau memberikanku kesempatan melihatnya sukses.

"Ia akan menjadi sukses," aku mengatakan itu kepada ibuku suatu hari. ("Lu terlalu overestimate gw, Rei!". Aku yakin sekali ia mengatakan itu saat ini). Ya, aku sungguh-sungguh. Ia anak yang pintar dan mau berusaha.  Ia benar-benar akan sukses, seandainya dia diberikan kesempatan untuk membuktikannya. Walau bagaimanapun juga ia sudah sangat membanggakan kami, teman-teman terdekat, juga keluarganya.

Teman yang amat sangat sangat sangat sangat teramat baik yang pernah kumiliki, aku tidak melebih-lebihkan, sungguh. Tidak bosan kukatakan ia benar-benar merupakan teman yang sangat baik, sangat positif, sangat dewasa, sangat multitalented, sangat jayus, sangat menghibur, dan sangat disayangi semua orang. Aku menyesal dengan semua ini. Tapi aku terus membuat diriku percaya bahwa ini yang terbaik. Ia menyadariku bahwa kehidupan ini terlalu rapuh.. Manusia benar-benar tidak memiliki kuasa apapun. Aku hanya bisa berusaha terus melakukan perbuatan baik karena kita benar-benar tidak bisa memprediksikan masa depan. 

Terima kasih Bapa, Kau memberikanku kesempatan untuk mengenalnya, berteman dekat, berbagi banyak hal, menjadikannya teman terbaikku, membiarkanku menjadi teman terbaiknya. Aku amat sangat bangga bisa menjadi salah satu orang yang spesial dalam hidupnya. Aku tidak akan pernah melupakanmu, sahabat dengan inisial yang sama denganku, RJ. I really really proud of ever being one of your bestfriend. Thank you for every stories we have talked, every moments we have shared, thank you for everything. Now, for the first time I admit that u were gone.. May you rest in peace, Rico Johari








No comments: