Saturday 1 June 2013

Mulutmu, Harimaumu

Akhirnya mood menulis gw mulai muncul belakangan ini, hanya saja agak sibuk jadi suka tersendat. Heheh.. Nah hari ini gw mau memenuhi janji gw lagi untuk membahas salah satu dari 2 tema menarik yang gw janjikan kemarin itu..

Mulutmu, Harimaumu.
Semuanya pasti sering denger tentang ungkapan ini, dan gw yakin semua tau apa maksud dari ungkapan ini. Mulutmu adalah harimaumu. Mulutmu yang akan memojokkanmu, membahayakanmu, memakanmu, membunuhmu, menghancurkanmu, dan lain-lain, dan lain-lain.

Kemarin itu gw sempet mengalami sebuah kejadian. Sangat simpel, cuma memberikan kesan cukup dalam dan memberikan pelajaran bagi gw. Seringkali kita tau, cuma kita lupa. Gw yakin pelajaran yang mau gw share ini sangat familiar dan diketahui semua orang, cuma sayangnya ga semua orang bisa terus mengingat dan menerapkannya dalam kehidupan.

Ceritanya simpel, intinya temen gw (A) mengalami suatu kejadian. Kejadian yang sangat simpel dan ga memalukan atau mengandung aib apapun menurut gw. Karena itu gw dengan santai menceritakannya ke temen gw (B), yang juga merupakan teman sepermainan yang cukup dengan B. Nah kesalahan pertama adalah, seringkali apa yang kita anggep bukan masalah, tapi bagi orang lain itu adalah masalah. Gw ga menceritakan secara detail, tapi intinya seperti itu..

Gw merasa itu hal biasa aja, dan sejujurnya gw ga merasa gw salah sampai saat ini. Cuma dari kejadian tersebut, gw baru sadar kalau kita ga bisa menganggap atau bahkan mengharapkan semua orang untuk berpikir sama dengan kita. Kita ga akan pernah tau apa yang dirasakan orang lain karena kita ga berada di dalam posisi mereka. Seringkali kita mengeluarkan kalimat-kalimat yang biasa aja, tapi ternyata itu menyakiti hari orang lain. Kalo kata mama, ini adalah dosa paling berat yang harus dipikul. Kita tanpa sadar menyakiti hati orang dan kita ga tau sehingga kita ga bisa minta maaf. Pas tiba masa kita harus masuk dalam api penyucian (ini merupakan kepercayaan Katolik bahwa saat nanti kita meninggal, agar kita bisa masuk ke dalam Sorga, kita harus masuk ke api penyucian agar bisa bebas sepenuhnya dari dosa), kita baru mengetahui dosa ini dan semua uda terlambat.

Nah kembali ke kejadian tadi, pokonya sempat terdengar perkataan ketus yang kurang mengenakan hati. Cuma gw pikir, pasti dia lagi dilanda banyak masalah dan gw yakin dia ga benar-benar memaknai kalimat yang diucapin. Cuma ini salah satu juga hal yang harus diperhatikan. Saat lagi emosi, lebih baik diam. Karena biasanya tanpa sadar kita malah mengeluarkan kalimat-kalimat menusuk yang lebai, yang mungkin sebenernya kita ga bermaksud sampai seperti itu. Pas amarah reda, kita uda lupa sama kalimat kita, cuma orang yang mendengar bakal ingat selamanya. Oleh karena itu, always watch ur mouth, think before speak, karena dia yang bisa mengeluarkan kalimat indah yang membawa kita terbang ke langit ke tujuh. Tapi dia juga yang bisa mengeluarkan kalimat busuk yang membunuh diri sendiri di kemudian hari. Sekian posting hari ini :)