Monday 28 March 2011

Pohon, Daun, dan Angin

Gua pernah baca sebuah cerpen berjudul Pohon, Daun, dan Angin. dan seriusan tuh cerpen bagus gimana gitu menurut gw.. ada kalimat dia yg bagus banget dan berasa ngena di hati gw, dan untungnya kalimat itu bisa digunakan dalam beberapa sikon. so, lets me try to make a new story use that topic :)
Pohon
     Aku sangat mengagumi sebuah karya Tuhan yaitu pohon. Pohon yang dapat hidup dan bertumbuh dimana saja, memberikan kehidupan bagi makhluk lainnya dan memberikan kesejukkan kepada setiap orang yang ada di bawahnya. Aku suka memandangi pohon yang sudah berumur, berdiri kokoh dengan banyak kerutan di batang menunjukkan betapa kejam kehidupan di luar. Karena aku sangat menyukai sosok pohon, aku menamakan diriku sebagai Pohon.
     Pohon memiliki daun-daun yang menempel di dahan rantingnya untuk membuatnya hidup--fotosintesis, dan menemani Pohon menerjang segala cuaca yang ada di luar. Begitupun sebaliknya, Daun membutuhkan Pohon untuk menopang hidupnya, dan menyediakan mineral yang dibutuhkan. Sebagai Pohon, aku selalu menjaga erat setiap daun yang menempel pada dahanku. Tak kan ku biarkan mereka pergi begitu saja karena mereka sangat berharga dalam hidupku. Bagiku, daun adalah sahabat-sahabat terbaikku yang tak tergantikan. Sayangnya seringkali datang angin-angin yang ingin membawa daun dari sisiku, dan saat itu, aku akan berpegangan erat dengan setiap daun dan menyakinkan mereka tidak akan terjadi apa-apa.
     Alkisah sebuah Daun yang masih berwarna cukup muda, menandakan hubungan kami masih belum terlalu erat, tapi kami telah melewatkan banyak hari bersama. Tertawa dalam siraman cahaya matahari sambil meneteskan embun pagi, berpegangan erat saat ada badai, lalu menari bersama di bawah guyuran hujan. Suatu hari akar-akarku dicabut dan dikeluarkan dari tanah. Aku akan dibawa ke suatu daerah perkotaan mandiri dan hidup di lingkungan yang baru. Maka pergilah aku bersama daun-daunku tanpa tahu bagaimana kehidupan di kota baru. Aku takut, begitupun Daun. Kami berdua berpegangan tangan erat tegang menyongsong hari esok. Semoga lingkungan yang bagus, harapku. 
     Esok hari, kami sampai di kota baru itu, sebuah kota yang agak di pinggir tapi mandiri. Indah sekali. Aku didirikan di depan sebuah bangunan megah, dan diberikan tongkat-tongkat bambu untuk kakiku yang masih rapuh karena baru dicabut dari tanah. Mungkin aku akan menggunakan tongkat ini selama beberapa bulan ke depan. Tapi aku tidak masalah selama masih ada daun-daun disisiku. Maka kami pun memulai kehidupan kami bersama dengan bahagia seperti yang selama ini terjadi.
     Sampai beberapa hari kemudian, datanglah Angin yang mengajak main Daun. Daun merasa tertarik. Ia senang karena Angin bisa membawanya terbang ke tempat yang selama ini tidak pernah ia pergi. Daun mulai melupakanku. Setiap hari Angin datang mengajaknya bermain bersama, tapi tidak mengajak Pohon karena Pohon terlalu besar dan kokoh. Aku merasa sedih melihat Daun bermain tanpa mengajakku, tapi aku senang karena Daun bisa merasakan hal yang tidak bisa ia lakukan selama bersamaku. 
    Tanpa sadar, Daun mulai melupakan Pohon. Ia berjanji pada Angin akan pergi bersamanya ke tempat asing yang tidak dikenalnya. Aku yang mengetahui ini, merasa amat sedih dan marah kecewa, bagaimana bisa Daun melupakan semua kenangan yang telah kami lalui berdua saat susah dan senang, dan pergi ke alam asing yang begitu berbahaya. Dalam hatiku, aku juga merasa cemas akan Daun karena aku tahu kehidupan di luar sana jauh lebih keras dan berbahaya. Maka aku berusaha menahan Daun, tapi Daun marah dan mengatakan kalau aku terlalu mengekangnya. Aku hanya bisa memandangnya terluka dan tidak bisa berbuat apa-apa, maka aku lepaskan gengamanku, membiarkan Daun terbang bersama Angin, selamanya, dan tidak pernah kembali.  Aku bertanya-tanya dalam hati, siapakah yang salah, aku yang terlalu mudah melepaskannya, atau Angin yang telah memenangkan semua ini. Daun pergi karena Angin bertiup atau Pohon tidak memintanya untuk tinggal?

Monday 7 March 2011

i've just watched 'Crazy Little Thing Called Love' yesterday, after all the recommended from my friends. at first i really interest because the man on the film--Shone. wuahhh u can see that he's really handsome, kind, and so perfect. and also for the woman--Nam. yah actually i still confuse how Nam can be changed so quick and be really the new person. She suddenly becomes so beautiful, thin, and WHITE! Whereas at first she was really black and seem crumpled. hahahah

but the main poin in here, i really recommended this film to all of you guys, because it has a good message. if you love somebody, just make sure she/he knows your feeling. however i know u'll think to write down in here is really easy, but hey i know.. this is so damn difficult. but yeah this is the best thing u can do. don't be late to express it, cause it's really damn hurt. u can see, when either Nam or Shone never express their feeling, when Nam express, it's already too late. i've been crying during this scene:


gosh, if u wacth all the part of the film, i bet you must be really get heartsick. cause i really feel so sad and the tears sprang out my eyes nonstop. ==a
i don't know why i feel so hurt like that. hahahaa.. terlalu melankolis pas menontonkah, apa emang the movie is really touching. :p
yah at last intinya i love this movie. but gua lebih cinta sama Mario Maurer nyaa.. hualahh.. seriusan ganteng pisan. *melted,mupeng*